Pop ads

Senin, 03 Oktober 2016

makalah protokoler tentang etika dan pengembangan pribadi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    DEFINISI PROTOKOLER
Protokoler berhubungan atau berkaitan dengan protokol, dan bersifat keprotokolan. Kata protokol berasal dari bahasa Yunani, yang mengandung dua kata, yakni protos yang berarti pertama dan colla berarti diletakkan atau melekatkan.
Dari pengertian tersebut, protokol dapat diartikan :
1.    Sebagai naskah rancangan pertama atau asli dari sesuatu persetujuan yang ditandatangani oleh yang membuatnya, dalam mempersiapkan sesuatu perjanjian;
2.    Sebagai simbul dari perilaku, etika, sebagaimana aplikasikan dalam acara-acara diplomatik, meliputi pengaturan tempat duduk dalam acara pesta malam hari tergantung kepada tata cara protokol dan aturan-aturan yang lazim dilakukan.
Protokol adalah etiket berdiplomasi dan urusan negara. Sebuah protokol adalah sebuah aturan yang membimbing bagaimana sebuah aktivitas selayaknya dijalankan terutama dalam bidang diplomasi.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN ETIKA
Dari Buku Etika dan Filsafat Komunikasi (Muhammad Mufid) halaman 173.
Secara etmologi (bahasa) “etika” berasal dari kata bahasa Yunani ethos. Dalam bentuk tunggal, “ethos” berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaaan, adat, akhlak, perassaan, cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta etha berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tetntang kebiasaan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengethauan tentang asas-asas akhlak. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam pembahasan kali ini, maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai the discpline which can act as the performance index or reference for our control system.  Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan  (code)  tertulis  yang  secara  sistematik  sengaja  dibuat  berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Pengertian Etika Protokoler
Etika protokol adalah nilai-nilai, norma-norma atau kaidah-kaidah, ukuran-ukuran yang berupa aturan-aturan tatanan yang harus ditaati dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi pengaturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan.
Etika bertujuan meneliti tingkah laku manusia yang dianggap merupakan cerminan dari apa yang terkandung dalam jiwa atau dalam hati nuraninya.
Etika protokoler :
a.       Syarat Penunjang Protokoler :
1.      Percaya diri
2.      Penampilan yang baik (berpakaian, sikap yang wajar, wajah yang ramah, bersemangat/tidak emosional, memberikan penjelasan, posisi berdiri, mengatur suara)
3.      Human relation yang baik
4.      Menepati waktu yang ditentukan
5.      Kreatif dan penuh ide
6.      Tidak menyakiti hati hadirin
b.      Penampilan Protokoler
Adapun penampilan yang harus diperhatikan seorang protokoler adalah sebagai berikut :
1.    Ekspresi Diri
2.    Pancaran Mata
3.    Suara
4.    Gaya Bicara
5.    Cara Mendengarkan
6.    Sikap Tubuh
7.    Bahasa Tubuh
8.    Cara Berjalan
c.       Berbusana
Berbusana atau berpakaian seorang protokoler juga harus diperhatikan. Adapun busana yang harus dipakai adalah :
1.    Acara resmi yang bersifat kenegaraan : pakaian nasional.
2.    Acara resmi untuk perkawinan/pernikahan: pakaian daerah disesuaikan dengan daerah setempat atau pemilik hajad.
3.    Acara setengah resmi: dapat pakaian nasional/pakaian daerah/maupun gaun yang bersifat formal. Lihat situasi setempat.
4.    Acara hiburan/santai: pakaian bebas, rapi, sopan


B.     PENGERTIAN PRIBADI ATAU KEPRIBADIAN
Dari Buku Penegembangan Kepribadian Untuk Mahasiswa Kesehatan dan Umum (Zuyina Luk Lukaningsih, S. Psi). halaman 1
Dalam kehidupan sehari-hari makna kepribadian menjadi pudar oleh bermacam-macam arti yang diberikan oleh psikolog. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang tuntas, Allport (1937) menemukan hamper 50 definisi berbeda yang dogolongkannya ke dalam sejumlah kategori. Disini kita hanya akan membahas beberapa dari definisi-definisi tersebut.

Dari Buku Pengembangan Kepribadian, Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif ( Dra. Hj. Inge Hutagalung, M.Si) BAB 1
Kepribadian bukanlah sesuatu yang dapat dikenakan ataupun ditanggalkan sebagaiamana orang mengenakan pakaian ataupun mengikuti gaya mode tertentu. Kepribadian adalah tentang diiri pribadi secara keseluruhan, kepribadian adalah sesuatu yang unik pada diri masing-masing individu. Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Menurut Gordon Allport (1951), seorang psikolog Jerman yang merupakan pakar kepribadian, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Definisi ini kiranya dapat diperjelas sebagai berikut:
(a)    Organisasi dinamis menekankan kenyataan bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah walaupun dalam pada itu ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubngkan berbagai komponen dari kepribadian.
(b)   Istilah psikofisik menunjukkan bahwa kepribadian bukan hanya eksklusif (semata-mata) mental, dan bukan pula semata-mata natural. Organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisash-pisah ) dalam kesatuan kepribadian.
(c)    Satu unsur yang penting adalah kata khas (unik) yang menunjukkan pada penekanan utama yang diberikan Allport pada individualitas.
(d)   Dengan menyatakan “ menyesuaikan diri terhadap lingkungan” allport menunjukkan keyakinannya bahwa keperibadian mengentarai individu dengan lingkungan fisik dan lingkungan psikologisnya. Jadi kepribadian adalah sesuatu yang mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan menentukan.
Tipe Kepribadian Dalam Penyampaian Informasi
Dalam kehidupan sehari hari kita harus banyak membuat keputusan. Pembuatan keputusan yang tepat juga membutuhkan informasi yang tepat.untuk mmendapatkan informasi yang terpat diperlukan kepribadian yang jujur. Tipe kepribadian dalam penyampaian informasi dibedakan atas:
a.    Jujur
Orang yang mengikuti moral masyakat yaitu tidak berbohong, lurus hari, dapat dipercaya kata katanya dan tidak berkhianat.
b.      Pembohong
Orang yang suka melanggar moral masyarakat, mengatakan sesuatu yang tidak sesuai fakta, dusta dan berjanji palsu.
Kejujuran menduduki peringkat pertama dalam sikap yang paling disukai dari kepribadian seorang professional. Kejujuran menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan. Dengan bersikap jujur seseorang akan mendapat kepercayaan yang tinggi dari lingkungan sekitarnya.
Tipe Kepribadian Terhadap Pertanggung Jawaban
Setiap keputusan atau tindakan mengandung resiko dan kita harus berani mempertanggung jawabkan apaun hasil dari tindakan kita.
Tipe kepribadian terhadap tangggungjawab dibagi atas:
a.         Bertanggungjawab, yaitu orang yang berani mengambil tanggung jawab dan resiko serta tidak mencari kambing hitam. Bertanggung jawab atas perbuatan anak buah dan bahkan bertanggung jawab terhadap sesuatu yang bukan di perbuatnya.
b.        Pengecut, yaitu orang yang tidak mau menerima resiko atas segala perbuatannya, melemparkan tanggung jawab dan mencari kambing hitam. Ia membiarkan segala sesuatu berjalan berdasarkan nasib dan bersikap masa bodoh.
Orang pengecut tidak selalu tenang karena takut suatu saat orang lain mengetauinya. Orang pengecut menjadi kebal dengan kepengecutannya sehingga lama kelamaan menjadi kepribadian.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dalam semua yang kita lakukan harus mempunyai yang namanya etika dan kepribadian yang baik. Bukan hanya saja dalam protokoler saja kita harus memiliki etika dan kepribadian yang baik. Dengan adanya etika dan kepribadian yang baik, semua yang kita informasikan kepada orang lain akan mudah di dengarkan karena kita memiliki sifat yang baik yang kita cerminkan.



DAFTAR PUSTAKA
Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, Kepribadian: Teori Dan Penelitian, Penerbit: Salemba Humanika: Jakarta: 2008

Zuyina Luk Lukaningsih, Pengembangan Kepribadian Untuk Mahasiwa Kesehatan Dan Umum, Penerbit: Nuha Medica: Yogjakarta: 2010

Muhammad Mufid, Etika Dan Filsafat Komunikasi, Penerbit: Kencana: Jakarta: 2010

Primi Artiningrum, Etika Dan Perilau Profesional Sarjana, Penerbit: Graha Ilmu: Yogjakarta: 2013

E .Widijo Hari Murdoko, Menjadi Pribadi Revosioner, Penerbit: Wanajati Chakra Renjana: Yogjakarta: 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar